PUTRI dan PATRIAKI. - Oleh Maskuito


Hari ini saya mau main ke tempat Putri, setelah lama menghilang. Akhirnya sekarang dia punya instagram, dan belum lama ini dia menghubungi saya untuk main ke rumahnnya. Aslinya dia mau bertemu di cafe atau tempat nongkrong. Tapi karena anaknya masih bayi, jadinya dia mengundang saya untuk main kerumahnya.
                Kebetulan saya belum dikaruniai anak sampai saat ini, walaupun saya dan suami sudah menikah selama 5 tahun, dan di tahun pernikahan kami yang ke- 4 suami sering pergi keluar kota, disebabkan tugas kantornya. Suami saya adalah seorang manager investasi yang sukses di sebuah bank. Karena kecerdasan analisisnya dia sering dapat bonus yang mengagumkan dari kantornya. Uang kami sangat banyak, sangat berkecukupan untuk kami berdua, bahkan lebih.
                Saya diberikan kebebasan oleh suami, untuk bekerja apapun. Oleh karenanya saya sekarang berkerja di Lembaga Bantuan Hukum, khusus untuk menolong perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, atau kekerasan ketika pacaran. Banyak kasus yang telah saya selesaikan.
                Putri adalah teman saya di kampus, dulu kami aktif dalam forum-forum feminist dan aktifis pembela hak-hak perempuan. Putri sendiri adalah anak orang kaya, parasnya cantik, warna kulitnya sawo matang, rambutnya hitam, dan bergelombang. Matanya lebar seperti kacang almond. Paras cantik orang-orang Indonesia. Dia sangat populer di kampus, banyak laki-laki yang kagum dengan dia, karena kecantikannya. Akan tetapi Putri seperti tidak butuh laki-laki. Baginya laki-laki sangatlah bodoh.
                Kepala bawah mereka dengan mudah dapat membodohi kepala atasnya. Padahal kepala bawah mereka tidak lebih besar dari jeruk mandarin. Tapi hidup mereka lebih banyak dikonrtol oleh benda kecil itu. Jadi putri tidak tertarik dengan laki-laki, setidaknya pada masa itu. Karena sekarang dia telah menikah, dan tentunya laki-laki tersebut sangatlah beruntung.
                Padahal, dulu sempat dia dijodohkan oleh ayahnya dengan seseorang lelaki yang tidak dia kenal. Dia sangat kecewa dengan keputusan ayahnya, Putri tidak mau dijodohkan. Akhirnya dia pergi dari rumah, dan semenjak itu saya tidak pernah mendengar kabar darinya lagi. Tapi karena dia saking populer di kampus, tentu saja desas desus tentang dirinya masih tersebar. Menurut legenda kampus, dia menjadi perempuan yang tertidur, dia tertidur dengan obat-obatan, dan bagi siapa saja yang dapat membangunkannya dari tidurnya dengan ciuman sejati. Dia akan menikahi laki-laki tersebut.
                Aku tidak yakin, itu Putri. Karena tidak mungkin Putri melakukan tidakan acak seperti itu. Dia perempuan cerdas yang selalu terencana setiap detail dalam hidupnya. Bahkan hal itu yang selalu membuat saya kagum, dan membuat kami banyak ngobrol.
                Setelah agak lama terlamun, tanpa sadar saya telah dekat dengan lokasi putri tinggal, peta yang tadi dia berikan melalui whats apps telah dekat denga point keberadaan saya. Sepertinya sudah harus belok kiri ini. Beranda depan rumah putri cukup luas untuk memarkirkan mobil, walaupun halamnya masih berpasir dan tanah.

****
                Akhirnya bisa ketemu teman kampus lagi, setelah sekian lama. Untung Yeni selalu polos, nulis nama di instagaram hanya dengan nama panjangnya. Yeni Setiawati, jadi mudah dicari di Instagram. Untungnya pula aku masih inget nama panjangnya. Aku rindu sama dia, aku mau nunjukin anak aku dan , ingin cerita pengalaman aku selama tidur.
                Apa Yeni masih seperti dulu ya, dia dulu anak yang ceria tapi selalu waspada. Badannya tidak terlalu tinggi. Kacamata, dengan mata yang bundar besar. Rambutnya sangat lurus tidak bercela, tanpa ada anak rambut yang keluar kesana kemari. Suarannya parau, karena badannya yang kecil membuat suaranya seprti anak kecil.
                Ada sebuah mobil yang masuk ke halaman rumah putri, ada suara pasir yang terlempar kesana kemari. “ itu Yeni tampaknya” Putri mengintip dulu dari balik korden jendela. Untuk mematikan bahwa yang datang adalah Yeni. Ada perempuan turun dari mobil sedan itu dengan rok hitam panjang, serta baju kemeja putih dari kain satin yang berkilau. Iya itu Yeni, dia masih seperti dulu, hanya saja sekarang lebih tampak nyonya dengan tas jinjingnya yang bagus. Kubuka pintu dan segera berteriak sekencangnya , sekencang rindu aku terhadap sahabatku ini.

****
                Yeni terlonjak kaget, langsung memalingkan pandangannya dari sepatu yang iya kenakan ke arah suara yang memanggilnya. Yeni langsung membalas pangilan itu dengan nada dan tone yang sama, walau lebih sedikit parau dibandingkan suara putri. Mereka berpelukan, aroma harum keluar dari tubuh yeni, dan aroma susu keluar dari tubuh Putri. Mereka sama-sama saling menghirup aroma tubuh itu. Aroma tubuh itu aroma yang baru, setelah mereka mencari arti kehidupannya masing-masing.          
                Akan tetapi memori tetaplah memori, kenangan itu tetap nyangkut di batok kepala masing-masing. Bagaimana dulu mereka kuatnya menentang dominasi laki-laki. Bagaimana dulu mereka bertukaran buku novel. Masa-masa indah tersebut membuat mereka berdiri cukup lama di depan halaman. Segera mungkin Putri mempersilahkan Yeni masuk.
                Hal pertama yang Putri lakukan adalah memperkenalkan bayinya kepada Yeni.
“ Ini siapa namanya?”
“ namanya Swara”
Putri masih seperti dulu, walaupun tampak lebih lembut. Dulu dia dengan mudah berkata kasar, dan suaranya bisa pas ketika dia sedang ngomong kontol, atau anjing. sangat pantas, tidak kurang kecantikannya ketika dia bicara kasar seperti itu. kata-kata kasar itu keluar hanya untuk mencaci patriaki, yang bahkan kita belum pernah bertemu bentuknya. Tapi sekarang dia lemah lembut, walau sifat rebelnya masih ada yang tersisa.
“halo swara” Yeni terbangun dari lamunannya.
“ gila Put, ini muka pipi semua”
“ Lalu mana Suamimu Put?”
“Dia lagi keluar kota, nanti aku akan ceritakan, tapi aku mau cerita tentang pengalamanku setelah kabur dari rumah.”
****
                “ Aku sebenernya tidak kabur jauh dari lingkaranku , aku tinggal di vila ayahku, bersama pembantu yang selalu merawat aku. Tapi ayahku tidak tahu.”
“  pernah aku kirimi dia email, kalau aku akan bunuh diri jika ia tidak membatalkan perjodohanku.”
“tapi ayahku keras kepala, menurut dia ini adalah jalan terbaik bagi aku.”
“ Akhirnya aku menyebarkan sayembara, bagi siapapun laki-laki yang dapat membangunkan aku dari tidur, maka akan aku jadikan dia suamiku”
“oh ternyata itu benar” Yeni menyaut. “ itu tidak seperti gayamu?”
“ hmm” Putri berguman sambil memperhatikan bayinya yang tampak seperti mendengarkan, seolah-olah dia paham.
“ iya, bukan gayaku,awalnya aku hanya mengejek ayahku. Tapi kayaknya seru juga”
“ jadi khan Yen, di Vila keluarga itu kayak ada rumah kaca, yang bisa di lihat dari luar. Setiap pagi sampai sore aku tidur disana. Pagi aku minum dumolit, biasanya obat itu akan bereaksi dari pagi sampai sore.”
“lalu malam, aku pindah ke kamar, dan makan bersama pembantu aku, ayahku menyimpan beberapa juta disini, yang aku pikir bisa untuk makan aku selama beberapa bulan. Dan seandainya uang itu habis. Aku akan menyuruh pembantu aku untuk mengadaikan barang yang ada di villa”
Putri mengambil nafas sejenak untuk melanjutkan ceritanya.
“awalnya tidak ada satu lelakipun yang datang, atau memang karena efek dumolit yang begitu kuat sehinga aku tidak menyadari satu orangpun yang datang. Akhrinya aku di tahun kedua hanya tidur dan tidak menggunakan dumolit lagi untuk tidur.”
“Dari situ aku mulai memperhatikan beberapa lelaki yang datang. Ada yang jelek sekali, ada yang hanya memperhatikan , dan ada yang tampan”
“ yang jelek pernah menciumku beberapa kali, aku berusaha bersikap biasa, dan tetap akting tidur. Sungguh aku tidak mau menikahinya. Wajahnya sunguh buruk rupa. ketika di ciuman ke seratus delapanpuluh lima, aku tidak bisa menyembunyikan ekspresi jijikku. Diapun meningalkan aku”
Dan tampaknua si buruk rupa memperhatikan ekspresi tersebut, dan pergi meninggalkan gadis indah itu. Lelaki jelek itu sering menerima penolakan, sehingga penolakan dengan ekspresi seperti itu sudah fasih bagi dia.
Yang kedua adalah si pemerhati, selama ini dia hanya datang ketempatku. Menaruh bunga, dan mencium kening. “dasar pecundang, entah kenapa aku malah kesal diperlakukan seperti itu. Padahal aku merasa dia tampak tulus.”
                Hari berikutnya si pemerhati datang lagi, menaruh bunga delima, dan mengusap rambutku. Mamandangiku penuh arti. Terkadang pula dia hanya memperhatiakan aku tanpa berbuat apa-apa. Pernah sesekali dia mengucapkan “aku cinta padamu” tapi sungguh bukan seperti itu cara mainnya, Putri mengingkan kecupan. Tolonglah kecup bibir aku, akan tetapi kecupan itu tak kunjung datang.
                “Dasar brengsek, kenapa sih dia tidak mengecup aku, padahal aku akan bangun jika dia mngecup aku.” Setelah beberapa kali hadir, pria itu tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi. Lenyap di telan angin. Putri bahkan sempat meminta tolong kepada pembantunya untuk mencari laki-laki tersebut. tapi pembantunya tidak berhasil. Desas-desus yang beredar, laki-laki itu bunuh diri, karena dia takut jika dia mengecup gadis tidur itu, gadis itu tidak bangun. Tapi dia gamang, tanpa ada sebuah jawaban. Akhirnya dia memutuskan untuk lompat kesungai dangkal, kepala terjatuh duluan. membentur batu krikil tajam. darah pecundangnya tersebar tidak berguna di sungai, layaknya dia. Walaupun mayatnya tidak pernah ditemukan warga. banyak asumsi mayatnya sudah habis dimakan belatung.
                Setelah kasus itu, semakin berkurang orang yang datang. Karena Putri diangap sebagai kutukan oleh penduduk daerah tersebut. Hanya satu Pria tampan yang masih datang ke tempat tersebut. Pria itu gagah, tegap dengan brewok sebagai mahkota yang benar-benar dia pelihara.
“aku mengintip dari sela mata tidurku Yen, sungguh indah sekali laki-laki itu. Aku yakin perempuan langsung jatuh cinta hanya dengan memandangnya”
“Wow” Yeni terperanjak dari tempat duduknya dan mulai memajukan posisi duduknya.
“ eh aku sampai lupa menyuguhkan kamu minum. Kamu mau minum apa Yen, Teh apa kopi?”
“ Teh saja.” Jawab Yeni
                Sesegera mungkin Putri kedapur ,meninggalkan bayinya yang sekarang tertidur lelap. Tampak pipinya menutupi wajah. Direbusnya air, dan diambilnya kantung teh ditaruh dalam cangkir. Diserok butiran gula dari tempatnya dan dituangkan bersama kantung teh itu. Ketika air sudah mendidih, dituangnya air itu. Hingga tiada satupun orang dapat memisahkan partikel-partikel yang telah bercampur itu.
                Putri telah kembali dari dapur membawa dua buah cangkir dan satu stoples berisi kue kering, dia meletakkan dengan hati-hati, cangkir itu bergemelincing ketika berbenteruan halus dengan meja.
“ Diakah Suami mu sekarang?” Tanya Yeni penasaran.
“ Siapa ?”
“ Si Tampan.”
“ Hmmm, bukan. Aku membunuhnya. Hehehe “ Putri mnjawab dengan tawa yang agak dipaksakan, dia berusaha supaya sahabatnya tidak kaget. Tapi jelas, usahanya gagal.
“ APA!! Kamu apa??”
“ Iya, Aku membunuhnya.”

-BERSAMBUNG-

Komentar

Postingan Populer